Pages

Rabu, 26 Januari 2011

Surat Takdir

Kali ini gua pengen bagi-bagi cerita inspirasi nih yang gua dapet dari guru BIP di tempat les gua (NF).
Ada yg tw siapa Muhammad Akbar Ramdhani?



Penulis?

Bukan


Pemain bola?

Bukan


Artis?

Bukan



Beberapa tahun silam (tepatnya tahun 90an akhir) dia hanyalah pelajar biasa yg tinggal di Bandung. Sejak SMP dia gemar bermain gitar. Seperti anak laki2 yg seumuran dengannya, ia juga memiliki sebuah band..

Saat duduk di bangku SMA, ia bersama band-nya mulai aktif mengikuti beberapa festival perlombaan band tingkat SMA. Karena permainan mereka bagus, tak heran banyak kompetisi yg mereka juarai..

Setelah beberapa kali menjadi jawara, band mereka pun menjadi sangat terkenal di Bandung saat itu. Mereka pun selalu mendapat tawaran manggung di sana sini. Tetapi itu semua berdampak buruk pada prestasi mereka di sekolah.
Mereka menjadi malas belajar, karena kegiatan mereka yg seabrek. Alhasil, saat pembagian rapot mereka berada di peringkat terakhir di kelas masing2..

Saat itu Akbar sama sekali tak menghiraukan hal itu sama sekali. Sehingga ia berubah menjadi anak yg sangat malas.

Keadaan ini berlangsung selama 1,5 tahun waktunya di SMA. Beberapa waktu setelah pembagian rapot kelas 2 caturwulan 1 (masih kurikulum lama), pada suatu malam Akbar mendapati sepucuk surat di kasurnya. Dengan perasaan penasaran ia pun duduk dan membuka surat itu dengan perlahan.

Dibukalah surat itu, disitu tertulis beberapa kalimat yg cukup menyentuh untuk seorang M. Akbar Ramdhani kala itu, isinya : "kalau kamu ingin seperti ini terus, silahkan keluar dari rumah ini. Cari rumah lain untuk kau tinggali. Jangan takut, kami akan tetap membiayaimu."


Saat itu juga ia teringat oleh sosok ibu yg telah merawatnya sejak kecil dan sekarang menulis surat seperti itu. Ia terdiam beberapa saat, badannya lemas. Pikirannya penuh oleh rasa penyesalan. Ia mencoba untuk mengingat semua kesalahannya.

Semenjak saat itu ia berjanji pada dirinya sendiri, isi janjinya adalah : "mengurangi porsi main gitar, dan menambah porsi belajar". Mungkin menurut kalimat itu terdengar "basi", tapi seorang M. Akbar Ramdhani ini adalah orang yg penuh dengan komitmen. Janji yg terdengar "basi" itu ia jalani dengan penuh komitmen. Sampai akhirnya saat ujian akhir di kelas 3 SMA ia menjadi juara umum dan mendapat nilai yg hampir sempurna....

Setelah SMA ia kuliah di ITB jurusan Teknik Metalurgi, ia lulus cum laude dan tepat waktu. Setelah lulus ia mencoba untuk mengajukan beasiswa program masternya ke KANADA. Kenapa KANADA? Karena di KANADA adalah kiblatnya bagi ilmu metalurgi.

Setelah menjalani serangkaian tes, ia pun lulus dan berhasil diterima.

Namun untuk berangkat kesana, ia pun harus menjual mobil satu2nya milik keluarga besarnya. Setelah beberapa tahun, Akbar mendapat sebuah masalah dari Universitasnya di KANADA. Di pertengahan semester dia terhadang oleh peraturan yang mengharuskan mahasiswa-nya memiliki gelar Master dari negara masing-masing. Hal itu pun membuat Akbar frustasi.


Setelah berunding dengan rektor universitas tersebut, ia pun diijinkan untuk melanjutkan studi-nya itu. Dengan syarat ia harus mendapa nilai "A" dalam semua mata kuliah. Untuk mendapat nilai "A" tidaklah mudah, mengingat dia adalah satu-satunya orang Asia yg belajar disana. Sebelumnya tidak ada orang Asia yg mendapat beasiswa dan bisa belajar disana. Untuk mendapat nilai "A" ia harus bersaing dengan pelajar lain yg berasal dari Amerika & Eropa.

Tapi M. Akbar Ramdhani adalah orang yg konsisten dengan janjinya, sekali lagi ia membuktikan janjinya. Dia mampu meraih nilai "A" dlm smw mata kuliah tanpa sekalipun meraih nilai "B". Ia pun akhirnya lulus tepat waktu dengan predikat "Cum Laude".

Setelah mendapat gelar Master, Akbar langsung dibanjiri tawaran beasiswa untuk mengambil gelar professor dari universitas2 terkenal di dunia. Saat itu Akbar sudah menikah dengan kekasihnya yg tinggal di Indonesia. Pernikahan mereka berlangsung melalui telepon.

Setelah mempertimbangkan tawaran tersebut, akhirnya ia memilih untuk mengambil gelar professor-nya di Australia. Saat itu juga ia mengajak istrinya untuk pindah dan menetap di sana.

Setelah mendapat gelar professor, Akbar selalu diundang KEDUBES RI saat hari perayaan kemerdekaan Indonesia untuk sekedar unjuk kebolehannya bermain gitar disana. Dengan bebas ia melantunkan lagu-lagu metal yg sering ia bawakan bersama band-nya dulu.

Itulah kisah yg lumayan menginspirasi gw untuk menjadi orang yg konsisten dengan janji & tidak putus asa untuk meraih cita-cita. Memang diawal kita harus banyak berkorban, seperti Akbar mengorbankan karir band-nya untuk fokus sekolah. Namun akhirnya kita akan merasakan hasil dari pengorbanan itu. Robert T. Kiyosaki pernah berkata,"keberhasilan adalah guru yg terburuk dan kegagalan adalah guru yg terbaik."

Related Post



0 komentar:

Posting Komentar